AutoMining, Faucet, – Bitcoin,,Life Style Everything You Need to Know

Oct 25, 2018

Maleficent

Title : Maleficent
Based on : Disney’s Sleeping Beauty / La Belle au bois dormant by Charles Perrault
Production : Walt Disney Pictures
Country : United State
Running Time : 97 Minutes
Starring : Angelina Jolie, Sharlto Copley, Elle Fanning, Sam Riley, Imelda Staunton, Juno Temple, Lesley Manville, etc.

Maleficent kecil, imut walaupun bertanduk, masih jadi peri raksasa yang baik hati sebelum jatuh cinta!


Saat masih kecil kisah ini begitu manis, saat anak-anak kecil seperti saya dibuat percaya bahwa masa remaja akan begitu indah. Cinta sejati, cinta pada pandangan pertama, ciuman pangeran baik hati, kisah cinta yang sempurna, tidak ada patah hati, hanya ada bahagia selamanya. Tapi semakin saya besar, bayangan itu mulai pudar. Saat saya mulai jatuh cinta, dan saat saya merasakan patah hati, saat saya mulai mengenal penghianatan cinta laki-laki, saat saya mulai ragu tentang cinta pada pandangan pertama yang entah masih harus dipercaya atau tidak, dan cinta yang bahagia selamanya apakah benar-benar nyata atau tidak. Saya mulai menyesal pernah bermimpi terlalu manis karena dongeng-dongeng yang terlalu saya anggap serius.

Apakah karena itu juga lalu seseorang menciptakan kisah ini? Maleficent. Kisah peri patah hati, yang mungkin terlupakan dalam dongeng.

Dongeng dalam film ini 180 derajat berbeda dengan dongeng bayangan masa saya kecil. Biasanya sang putrilah yang menjadi pemeran utama. Tapi dalam film ini, justru Peri yang memberi kutukanlah yang menjadi pemeran utamanya. Peri yang hampir terlupakan dan seolah hanya muncul di awal dan akhir cerita dalam buku dongeng anak-anak. Peri yang tak ada seorang pun peduli bagaimana kisah hidupnya sebelum akhirnya ia memberi kutukan. Apakah mungkin hanya sakit hati karena tidak diundang lalu ia memberi kutukan atau ada alasan lain? Apakah mungkin seorang raja bisa lupa begitu saja tidak mengundang seorang peri tanpa alasan yang lain? Dalam film ini pertanyaan-pertanyaan ini akan diberi jawabannya.


Maleficent, punya alasan yang sangat masuk akal untuk memberi kutukan. Patah hati. Ya, seorang gadis yang patah hati memang bisa berubah menjadi setengah iblis, jika dia tidak bisa berdamai dengan rasa sakit dalam hatinya. Rasa sakit yang paling sakit bagi perempuan. Kau pernah patah hati? Aku pernah, dan memang ada perasaan ingin mengutuk orang-orang yang aku anggap menjadi sebab semua rasa sakit itu. Bahkan aku pernah menginginkan mereka merasakan rasa sakit yang sama, atau mati saja sekalian. Rasa marah itu biasanya terasa begitu kuat terutama saat beberapa menit setelah kita sadar hati kita telah dihancurkan. Sesuatu yang paling berharga yang kita miliki telah dicuri hanya untuk dihancurkan. Namun akan ada kalanya kita pun menyesal tentang kutukan yang pernah tercuap, menyesal tentang kebencian yang tersimpan, karena semua itu tidak lebih daripada membuang-buang waktu dan tenaga.

Maleficent merasakannya. Ia patah hati. Ketika laki-laki yang ia cintai, yang menceritakan dan memberikannya ciuman cinta sejati ternyata menghianatinya. Laki-laki yang mengatakan bahwa sayapnya begitu cantik, sayap yang adalah nyawanya, ternyata ia merampasnya, membiarkan peri itu hidup bertahun-tahun tanpa sayapnya, tanpa jiwanya.

Adegan paling manis dalam film, ketika Maleficent mulai percaya bahwa ada sesuatu yang namanya “Ciuman Cinta Sejati”

saat melihat Stefan, laki-laki itu memotong sayap Maleficent dan membawanya pergi, membiarkan Maleficent sedih dan kesakitan. Saya membayangkan sayap itu adalah hati perempuan, dalam satu keadaan laki-laki seolah menyukainya, lalu mencurinya, lalu menghancurkannya, tanpa peduli rasa sakit dan kebencian apa yang kelak ia tinggalkan dalam diri perempuan itu.
Ketika sayap Maleficent yang paling berharga dicuri orang yang paling dia cintai. Namun diadegan ini saya sempat berfikir meski Stefan dikuasai keinginan ingin menjadi Raja, tanpa peduli harus menyakiti kekasihnya. Ia tetap tidak tega membunuh Maleficent, karena ia pernah mencintainya, ia hanya mengambil sayapnya.

Rasa sakit bercampur marah semakin menjadi saat ia tahu alasan laki-laki itu meninggalkannya dan merampas sayapnya adalah karena ambisinya, Stefan ingin menjadi Raja. Cita-citanya terkabul, setelah menghadiahkan sayap Maleficent pada Raja, ia pun menjadi Raja berikutnya, menikahi anak Raja, dan dikaruniai seorang putri. Aurora.
Putri Aurora saat masih bayi. Kelak gadis kecil ini akan mengenalkan kepada Maleficent tentang cinta yang benar-benar sejati

Di lain sisi, bagaimana keadaan Maleficent tanpa sayap? Ia merasa dikhianati dan menyimpan dendam terhadap Stefan. Ia mengurung diri dalam dukanya. Ia kemudian menjelma sebagai seorang dengan aura menyeramkan. Tak ada lagi Maleficent yang ramah dan penuh senyum. Kini ia ditakuti dan ia menguasai The Moors. Sampai akhirnya bertahun-tahun setelahnya, Maleficent mendapatkan kabar Raja Stefan dan istri telah memiliki seorang anak, yang diberi nama Aurora, dan terjadilah kutukan tersebut.

Kembali ke potongan cerita di awal, itu adalah alasan kenapa Maleficent merasakan kesedihan yang mendalam. Dendam masa lalu yang membuatnya memberikan kutukan kepada bayi Aurora. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?

Setelah Maleficent hadir di pesta atas kelahiran bayi Aurora dan mengutuknya, ia kembali mengurung diri. Ia hanya ditemani asistennya, seorang burung yang bisa menjelma sebagai manusia dan bentuk lainnya, bernama Diaval.
Maleficent yang mengetahui laki-laki yang ia cintai sekaligus ia benci itu mempunyai seorang anak dari wanita lain pun sedih bercampur marah. Di adegan dalam film saya melihat Maleficent sempat ingin menangis. Tapi kebencian dan kemarahannya menyembunyikan rasa sedihnya.
Ketika pertama kali Diaval (seekor burung gagak yang disihir jadi manusia) memberitahu bahwa Permaisuri telah melahirkan anak Stefan.

Ia pun datang meski tak diundang dalam pesta perayaan kelahiran anak Stefan dan Ratu. Dan dia memberikan sebuah kutukan pada bayi mungil itu. Jika usianya mencapai 16 tahun ia akan tertusuk jarum pemintal lalu tertidur seperti orang mati, tak ada yang bisa membangunkannya kecuali ciuman dari cinta sejati. Raja membakar semua mesin pemintal di negeri itu, namun tak ada yang bisa mematahkan kutukan Maleficent. Bahkan dirinya sendiri.


Alih-alih ingin menyakiti Aurora, Maleficent selalu mengawasinya sejak kecil hingga dewasa. Dan dia pun mulai jatuh cinta dengan putri yang suka tersenyum ini. 🙂

Cinta bisa datang kapan saja. Cinta bisa datang karena sering bersama. Kau akan percaya dengan dua kalimat itu setelah menonton film ini, atau akan semakin percaya jika sebelumnya kau memang sudah percaya. Sejak Aurora kecil, Maleficent dan Diaval (pengawal setia Maleficent, dulunya seokor gagak yang dengan sihir Maleficent ia bisa berubah jadi manusia) mengamati Aurora dari jauh. Namun ternyata Aurora mengetahui keberadaan Maleficent dan Diaval, dia menganggapnya sebagai “penjaganya”. Tawa ceria Aurora, ternyata berhasil meluluhkan kebencian Maleficent. Dia menyukai Aurora. Ia pun sadar kutukan bukanlah jalan keluar untuk mengobati rasa sakit hatinya. Namun semua sudah terlambat, kutukan sudah diberikan, dia tak bisa mengakhirinya, dan yang tinggal hanya penyesalan.

Inilah ciuman cinta sejati yang akan membangunkan putri tidur. Agak aneh memang endingnya, tapi jauh lebih masuk akal rasanya.

Dengan ending yang cukup mengejutkan, dan sangat berbeda dengan bayangan pertama ketika menonton film ini. Seolah pencipta cerita ingin memberi tahu pada para gadis yang percaya dongeng. Tentang cinta yang instan, ciuman pangeran yang ajaib, atau apa pun yang tidak masuk akal dalam dongeng. Ingin diluruskan dengan dongeng yang lebih masuk akal. Cinta tidak bisa datang begitu instan. Cinta pada pandangan pertama mungkin ada. Namun tidak ada yang bisa menjamin usianya akan menjadi abadi. Bukankah sesuatu yang dimulai dengan mudah akan mudah juga berakhirnya?
Bukan cinta pangeran yang membangunkan Aurora. Cinta sejati tidak melulu dibawa oleh pangeran tampan berkuda. Cinta sejati dalam film ini adalah cinta seorang Ibu dalam diri Maleficent untuk Aurora. Cinta yang tumbuh karena perhatian yang bertahap, cinta karena sering dan terbiasa bersama, cinta karena ikatan yang terbentuk pelahan-lahan dan setiap harinya menjadi semakin kuat. Cinta yang melalui proses rumit, keterbiasaan, kebersamaan, cinta yang tumbuh pelan-pelan menjadi lebih kuat dan kokoh. Daripada cinta yang terbentuk dalam pandangan sesaat, debaran yang terburu-buru, janji yang diucapkan tanpa perlu banyak berpikir.

Kisahnya tetap happy ending, setelah kehilangan cintanya di masa lalu, Maleficent mendapatkan cinta lain yang lebih indah dan manis. Aurora.

Untuk pemeran-pemeran dalam film ini silakan lihat di wikipediaIMDd, atau situs lainnya, karena saya tidak akan dan tidak ingin membahasnya. Saya hanya ingin membahas apa yang saya rasakan saat menonton film ini. Rasanya masih sama, menakjubkan, meski ini bukan pertama kali saya menontonnya. 🙂
Jadi, berpikirlah beberapa kali lagi untuk menyakiti atau menghianati. Kita tidak pernah tahu sesosok peri akan tetap menjadi peri baik hati atau justru berubah menjadi iblis setelah disakiti, setelah hatinya kau hancurkan. Dan meski ia mencoba baik-baik saja. Kau tidak pernah tahu, bahkan bisa saja ia pun tidak sadar, menyelipkan doa-doa kebencian berupa kutukan padamu. Agar kau lebih menderita, daripada penderitaan yang kau kenalkan padanya. Kau juga perlu tahu, tidak semua pemberi kutukan akan menyesal pada akhirnya. Tidak semua doa buruk tak akan didengar Tuhan dan menjadi kenyataan.
Ya, yang bisa kita lakukan hanya menjaga agar tidak menghancurkan hati siapa pun dengan sengaja dan akhirnya akan menerima balasan dari rasa sakit itu. Jika suatu hari justru ada yang menyakiti kita, belajarlah berdamai dengan rasa sakit itu. Agar suatu hari kita tidak menyesali kutukan yang sudah diucapkan.

0 komentar:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Blog Archive

AIC`Plus +

About Me

`Eobot

`Eobot
Auto-Mining

My Life My Rule's

AutoMining

Blogger Pages

Jeaslie

Sponsor

About

The best internet investment. Earn a XXX% daily profit! href="https://soin.biz/?ref=MiracleLie">

Copyright © Endless Paradox | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com