Jack-o'-lantern, labu simbol Halloween | |
Nama lain | Hallowe'en Allhallowe'en Malam Para Kudus (All Hallows' Eve atau All Saints' Eve) |
---|---|
Dirayakan oleh | Umat Kekristenan Barat dan banyak non-Kristen di seluruh dunia[1] |
Makna | Hari pertama Masa Para Kudus |
Perayaan | trick or treating, pesta kostum, membuat jack-o'-lantern, api unggun dan kembang api, penenungan, mengambil apel di dalam air dengan mulut, mengunjungi atraksi berhantu |
Kegiatan | Ibadah gereja,[2] doa,[3] puasa,[1]dan vigili[4] |
Tanggal | 31 Oktober |
Terkait dengan | Totensonntag, Kamis Arwah, Samhain, Hop-tu-Naa, Calan Gaeaf, Kalan Gwav, Hari Orang Mati, Hari Reformasi, Hari Raya Semua Orang Kudus, Malam Kenakalan (lih. vigil) |
Halloween tidak pernah disebutkan dalam Alkitab. Tetapi, asal usul Halloween dan tradisinya membuktikan bahwa perayaan itu berhubungan dengan kepercayaan yang keliru tentang orang mati dan roh-roh jahat. Lihat ”Sejarah dan kebiasaan Halloween”.
Alkitab memperingatkan, ’Tidak boleh ada di antara kamu seseorang yang meminta petunjuk kepada roh-roh atau bertanya kepada arwah-arwah.’ (Ulangan 18:10-12, Kitab Suci Komunitas Kristiani) Meski banyak orang merayakan Halloween hanya untuk bersenang-senang, Alkitab menunjukkan bahwa ada fakta serius di balik perayaan itu. Di 1 Korintus 10:20, 21, Alkitab mengatakan bahwa kita tidak boleh ”bersatu dengan roh jahat” dan ’makan di meja roh jahat’.—Bahasa Indonesia Masa Kini.
Sejarah dan kebiasaan Halloween
- Samhain: Jika ditelusuri, asal usul Halloween berhubungan dengan Samhain, yaitu ”hari raya kafir kuno yang dirayakan oleh orang Kelt lebih dari 2.000 tahun yang lalu”, kata The World Book Encyclopedia. ”Orang Kelt percaya bahwa pada waktu [Samhain] itu, orang mati bisa berjalan-jalan di antara orang yang masih hidup. Selama Samhain, orang yang masih hidup bisa bergaul dengan orang mati.” Tetapi, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa orang mati ”sama sekali tidak sadar akan apa pun”. (Pengkhotbah 9:5) Jadi, mereka tidak bisa berkomunikasi dengan orang yang masih hidup.
- Kostum Halloween, permen, dan trick or treat: Menurut buku Halloween—An American Holiday, An American History, sebagian orang Kelt memakai kostum yang menyeramkan untuk menipu roh-roh yang bergentayangan supaya mereka juga dianggap hantu dan tidak diganggu. Ada juga yang menawarkan permen kepada roh-roh itu untuk menenangkan mereka. Di Eropa abad pertengahan, para pemimpin agama Katolik mengadopsi kebiasaan kafir setempat dan menyuruh pengikut mereka pergi ke rumah-rumah dengan memakai kostum dan meminta hadiah. Padahal, Alkitab mengatakan bahwa ibadat kepada Allah tidak boleh dicampur dengan kebiasaan agama kafir.—2 Korintus 6:17.
- Hantu, vampir, manusia serigala, penyihir, dan zombi: Semuanya sering dikaitkan dengan dunia roh jahat. (Halloween Trivia) Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kita harus melawan roh-roh jahat, bukannya berpesta untuk mereka.—Efesus 6:12.
- Labu Halloween, atau jack-o’-lantern: Di Inggris abad pertengahan, ”pengemis mengunjungi rumah-rumah untuk meminta makanan sebagai imbalan karena mereka sudah mendoakan orang mati”, dan mereka biasanya membawa ”lobak ungu yang dilubangi dan diisi lilin yang melambangkan jiwa yang terperangkap dalam api penyucian”. (Halloween—From Pagan Ritual to Party Night) Yang lainnya mengatakan bahwa lentera lobak itu digunakan untuk mengusir roh-roh jahat. Selama tahun 1800-an di Amerika Utara, lobak ungu diganti dengan labu karena labu mudah didapat dan gampang dilubangi dan dibentuk. Kepercayaan-kepercayaan di balik kebiasaan ini—jiwa yang tidak berkematian, api penyucian, dan doa untuk orang mati—tidak sejalan dengan Alkitab
0 komentar:
Post a Comment